Monday, 30 December 2013

~ASSALAMUALAIKUM wr.wb.

Disini saya mau ngepost tentang>>>
10 Kerusakan dalam Perayaan Tahun Baru

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah,
Rabb yang memberikan hidayah demi hidayah.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga, para sahabat dan
orang-orang yang mengikuti mereka hingga
akhir zaman.
Manusia di berbagai negeri sangat antusias
menyambut perhelatan yang hanya setahun
sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur
pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu
pergantian tahun. Namun bagaimanakah
pandangan Islam -agama yang hanif-
mengenai perayaan tersebut? Apakah
mengikuti dan merayakannya diperbolehkan?
Semoga artikel yang singkat ini bisa
menjawabnya.
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada
tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi).
Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan
sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk
mengganti penanggalan tradisional Romawi
yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.
Dalam mendesain kalender baru ini, Julius
Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli
astronomi dari Iskandariyah, yang
menyarankan agar penanggalan baru itu
dibuat dengan mengikuti revolusi matahari,
sebagaimana yang dilakukan orang-orang
Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu
dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan
Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45
SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1
Januari. Caesar juga memerintahkan agar
setiap empat tahun, satu hari ditambahkan
kepada bulan Februari, yang secara teoritis
bisa menghindari penyimpangan dalam
kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar
terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama
bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius
atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis
diganti dengan nama pengganti Julius Caesar,
Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa
perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang
kafir dan sama sekali bukan dari Islam.
Perayaan tahun baru ini terjadi pada
pergantian tahun kalender Gregorian yang
sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang
kafir.
Berikut adalah beberapa kerusakan akibat
seorang muslim merayakan tahun baru.
Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru
Berarti Merayakan ‘Ied (Perayaan) yang
Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan (’ied) kaum
muslimin ada dua yaitu ‘Idul Fithri dan ‘Idul
Adha. Anas bin Malik mengatakan,
ﻛَﺎﻥَ ﻟِﺄَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻳَﻮْﻣَﺎﻥِ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺳَﻨَﺔٍ ﻳَﻠْﻌَﺒُﻮﻥَ ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﺪِﻡَ
ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔَ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻳَﻮْﻣَﺎﻥِ ﺗَﻠْﻌَﺒُﻮﻥَ
ﻓِﻴﻬِﻤَﺎ ﻭَﻗَﺪْ ﺃَﺑْﺪَﻟَﻜُﻢْ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺄَﺿْﺤَﻰ
“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua
hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun
yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di
Madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu kalian
memiliki dua hari untuk senang-senang di
dalamnya. Sekarang Allah telah
menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih
baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.’”[2]
Namun setelah itu muncul berbagai perayaan
(’ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan
yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar
meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan
yang kami maksudkan di sini adalah perayaan
tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini
berarti di luar perayaan yang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam maksudkan sebagai
perayaan yang lebih baik yang Allah ganti.
Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua
yang dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul
Adha.
Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah
lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’, komisi fatwa di
Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, “Yang
disebut ‘ied atau hari perayaan secara istilah
adalah semua bentuk perkumpulan yang
berulang secara periodik boleh jadi tahunan,
bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi
dalam ied terkumpul beberapa hal:
1. Hari yang berulang semisal idul fitri dan
hari Jumat.
2. Berkumpulnya banyak orang pada hari
tersebut.
3. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari
itu baik berupa ritual ibadah ataupun non
ibadah.
Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:
1. Ied yang tujuannya adalah beribadah,
mendekatkan diri kepada Allah dan
mengagungkan hari tersebut dalam rangka
mendapat pahala, atau
2. Ied yang mengandung unsur menyerupai
orang-orang jahiliah atau golongan-golongan
orang kafir yang lain maka hukumnya adalah
bid’ah yang terlarang karena tercakup dalam
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻓِﻰ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barang siapa yang mengada-adakan amal
dalam agama kami ini padahal bukanlah
bagian dari agama maka amal tersebut
tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Misalnya adalah peringatan maulid nabi, hari
ibu dan hari kemerdekaan. Peringatan maulid
nabi itu terlarang karena hal itu termasuk
mengada-adakan ritual yang tidak pernah
Allah izinkan di samping menyerupai orang-
orang Nasrani dan golongan orang kafir yang
lain. Sedangkan hari ibu dan hari
kemerdekaan terlarang karena menyerupai
orang kafir.”[3] -Demikian penjelasan Lajnah-
Begitu pula perayaan tahun baru termasuk
perayaan yang terlarang karena menyerupai
perayaan orang kafir.
Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru
Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru
orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mewanti-
wanti bahwa umat ini memang akan
mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi
dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti
mereka baik dalam berpakaian atau pun
berhari raya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
« ﻻَ ﺗَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺄْﺧُﺬَ ﺃُﻣَّﺘِﻰ ﺑِﺄَﺧْﺬِ ﺍﻟْﻘُﺮُﻭﻥِ ﻗَﺒْﻠَﻬَﺎ ، ﺷِﺒْﺮًﺍ ﺑِﺸِﺒْﺮٍ
ﻭَﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ﺑِﺬِﺭَﺍﻉٍ . « ﻓَﻘِﻴﻞَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻔَﺎﺭِﺱَ ﻭَﺍﻟﺮُّﻭﻡِ . ﻓَﻘَﺎﻝَ »
ﻭَﻣَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺇِﻻَّ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ »
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku
mengikuti jalan generasi sebelumnya
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi
sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
“Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia
dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain
mereka, lantas siapa lagi?“[4]
Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ﻟَﺘَﺘَّﺒِﻌُﻦَّ ﺳَﻨَﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ ﺷِﺒْﺮًﺍ ﺑِﺸِﺒْﺮٍ ﻭَﺫِﺭَﺍﻋًﺎ ﺑِﺬِﺭَﺍﻉٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻟَﻮْ
ﺩَﺧَﻠُﻮﺍ ﻓِﻰ ﺟُﺤْﺮِ ﺿَﺐٍّ ﻻَﺗَّﺒَﻌْﺘُﻤُﻮﻫُﻢْ . ﻗُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺁﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ
ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-
orang sebelum kalian sejengkal demi
sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai
jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk
ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen),
pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami
(para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah,
Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan
Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa
lagi?” [5]
An Nawawi -rahimahullah- ketika
menjelaskan hadits di atas menjelaskan,
“Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan
dziro’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan
tanah yang penuh lika-liku), adalah
permisalan bahwa tingkah laku kaum
muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah
Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin
mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan
berbagai penyimpangan, bukan dalam hal
kekufuran. Perkataan beliau ini adalah suatu
mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau
katakan telah terjadi saat-saat ini.”[6]
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa yang beliau
katakan memang benar-benar terjadi saat ini.
Berbagai model pakaian orang barat diikuti
oleh kaum muslimin, sampai pun yang
setengah telanjang. Begitu pula berbagai
perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan
tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
secara tegas telah melarang kita meniru-niru
orang kafir (tasyabbuh).
Beliau bersabda,
ﻣَﻦْ ﺗَﺸَﺒَّﻪَ ﺑِﻘَﻮْﻡٍ ﻓَﻬُﻮَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum,
maka dia termasuk bagian dari mereka.” [7]
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi
dalam hal pakaian, penampilan dan
kebiasaan. Tasyabbuh di sini diharamkan
berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan
kesepakatan para ulama (ijma’).[8]
Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang
Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun
baru ini berasal dari orang kafir dan
merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya
di antara orang-orang jahil ada yang
mensyari’atkan amalan-amalan tertentu pada
malam pergantian tahun. “Daripada waktu
kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun
baru kita isi dengan dzikir berjama’ah di
masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada
menunggu pergantian tahun tanpa ada
manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian
orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan
semacam ini berarti melakukan suatu amalan
yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru
sendiri adalah bukan perayaan atau ritual
kaum muslimin, lantas kenapa harus
disyari’atkan amalan tertentu ketika itu?
Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan
mengakibatkan meninggalkan berbagai
kewajiban sebagaimana nanti akan kami
utarakan.
Jika ada yang mengatakan, “Daripada
menunggu tahun baru diisi dengan hal yang
tidak bermanfaat, mending diisi dengan dzikir.
Yang penting kan niat kita baik.”
Maka cukup kami sanggah niat baik semacam
ini dengan perkataan Ibnu Mas’ud ketika dia
melihat orang-orang yang berdzikir, namun
tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang
tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada
Ibnu Mas’ud,
ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻣَﺎ ﺃَﺭَﺩْﻧَﺎ ﺇِﻻَّ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَ.
“Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu
Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain
kebaikan.”
Ibnu Mas’ud lantas berkata,
ﻭَﻛَﻢْ ﻣِﻦْ ﻣُﺮِﻳﺪٍ ﻟِﻠْﺨَﻴْﺮِ ﻟَﻦْ ﻳُﺼِﻴﺒَﻪُ
“Betapa banyak orang yang menginginkan
kebaikan, namun mereka tidak
mendapatkannya.” [9]
Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat
baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga
mengikuti contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima
di sisi Allah.
Kerusakan Keempat: Terjerumus dalam
Keharaman dengan Mengucapkan Selamat
Tahun Baru
Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru
adalah syiar orang kafir dan bukanlah syiar
kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang
muslim memberi selamat dalam syiar orang
kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak
dibolehkan berdasarkan kesepakatan para
ulama (ijma’).
Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah
mengatakan, “Adapun memberi ucapan
selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang
khusus bagi orang-orang kafir (seperti
mengucapkan selamat natal, pen) adalah
sesuatu yang diharamkan berdasarkan
ijma’ (kesepakatan) para ulama. Contohnya
adalah memberi ucapan selamat pada hari
raya dan puasa mereka seperti mengatakan,
‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah
bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada
hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau
memang orang yang mengucapkan hal ini bisa
selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan
lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan
selamat hari raya seperti ini pada mereka
sama saja dengan kita mengucapkan selamat
atas sujud yang mereka lakukan pada salib,
bahkan perbuatan seperti ini lebih besar
dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat
semacam ini lebih dibenci oleh Allah
dibanding seseorang memberi ucapan selamat
pada orang yang minum minuman keras,
membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat
pada maksiat lainnya.
Banyak orang yang kurang paham agama
terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang
semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari
amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu,
barangsiapa memberi ucapan selamat pada
seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau
kekufuran, maka dia pantas mendapatkan
kebencian dan murka Allah Ta’ala.”[10]
Kerusakan Kelima: Meninggalkan Perkara
Wajib yaitu Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena
begadang semalam suntuk untuk menunggu
detik-detik pergantian tahun, bahkan
begadang seperti ini diteruskan lagi hingga
jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi
hari, kebanyakan orang yang begadang
seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita
sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara
mereka ada yang tidak mengerjakan shalat
Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan
di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga
pertengahan siang dan berlalulah kewajiban
tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu
billahi min dzalik.
Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja
dari shalat lima waktu bukanlah perkara
sepele. Bahkan meningalkannya para ulama
sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.
Ibnul Qoyyim -rahimahullah- mengatakan,
“Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat
(sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib
(shalat lima waktu) dengan sengaja termasuk
dosa besar yang paling besar dan dosanya
lebih besar dari dosa membunuh, merampas
harta orang lain, zina, mencuri, dan minum
minuman keras. Orang yang meninggalkannya
akan mendapat hukuman dan kemurkaan
Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia
dan akhirat.”[11]
Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan,
“Orang yang mengakhirkan shalat hingga
keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar.
Dan yang meninggalkan shalat -yaitu satu
shalat saja- dianggap seperti orang yang
berzina dan mencuri. Karena meninggalkan
shalat atau luput darinya termasuk dosa
besar. Oleh karena itu, orang yang
meninggalkannya sampai berkali-kali
termasuk pelaku dosa besar sampai dia
bertaubat. Sesungguhnya orang yang
meninggalkan shalat termasuk orang yang
merugi, celaka dan termasuk orang mujrim
(yang berbuat dosa).”[12]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
mengancam dengan kekafiran bagi orang
yang sengaja meninggalkan shalat lima
waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy
berkata, “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﻌَﻬْﺪُ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻬُﻢُ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻓَﻤَﻦْ ﺗَﺮَﻛَﻬَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﻛَﻔَﺮَ
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang
kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah kafir.”[13]
Oleh karenanya, seorang muslim tidak
sepantasnya merayakan tahun baru sehingga
membuat dirinya terjerumus dalam dosa
besar.
Dengan merayakan tahun baru, seseorang
dapat pula terluput dari amalan yang utama
yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻔَﺮِﻳﻀَﺔِ ﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ
“Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib
adalah shalat malam.”[14] Shalat malam
adalah sebaik-baik shalat dan shalat yang
biasa digemari oleh orang-orang sholih.
Seseorang pun bisa mendapatkan keutamaan
karena bertemu dengan waktu yang mustajab
untuk berdo’a yaitu ketika sepertiga malam
terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang
mendapati malam tersebut namun ia menyia-
nyiakannya. Melalaikan shalat malam
disebabkan mengikuti budaya orang barat,
sungguh adalah kerugian yang sangat besar.
Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada
Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syar’i
dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Termasuk di sini adalah menunggu
detik-detik pergantian tahun yang tidak ada
manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari
Abi Barzah, beliau berkata,
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﻗَﺒْﻞَ
ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚَ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan
ngobrol-ngobrol setelahnya.”[15]
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah
shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin
melaksanakan shalat malam dan khawatir jika
sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah.
‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah
memukul orang yang begadang setelah shalat
Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian
sekarang begadang di awal malam, nanti di
akhir malam tertidur lelap?!”[16] Apalagi
dengan begadang, ini sampai melalaikan dari
sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat
Shubuh)?!
Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi
saat ini, perayaan tahun baru pada mereka
tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur
antara pria dan wanita) dan berkholwat
(berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah
dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina
dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di
malam tersebut dengan menerjang berbagai
larangan Allah dalam bergaul dengan lawan
jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian
tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-
mudi. Padahal dengan melakukan seperti
pandangan, tangan dan bahkan kemaluan
telah berzina. Ini berarti melakukan suatu
yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻧَﺼِﻴﺒُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺰِّﻧَﻰ ﻣُﺪْﺭِﻙٌ ﺫَﻟِﻚَ ﻻَ ﻣَﺤَﺎﻟَﺔَ ﻓَﺎﻟْﻌَﻴْﻨَﺎﻥِ
ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻟﻨَّﻈَﺮُ ﻭَﺍﻷُﺫُﻧَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻻِﺳْﺘِﻤَﺎﻉُ ﻭَﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺯِﻧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟْﻴَﺪُ
ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺒَﻄْﺶُ ﻭَﺍﻟﺮِّﺟْﻞُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺨُﻄَﺎ ﻭَﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﻳَﻬْﻮَﻯ ﻭَﻳَﺘَﻤَﻨَّﻰ ﻭَﻳُﺼَﺪِّﻕُ
ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ ﻭَﻳُﻜَﺬِّﺑُﻪُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian
untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi,
tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah
dengan melihat. Zina kedua telinga dengan
mendengar. Zina lisan adalah dengan
berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan
melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu
kemaluanlah yang nanti akan membenarkan
atau mengingkari yang demikian.”[17]
Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum
Muslimin
Merayakan tahun baru banyak diramaikan
dengan suara mercon, petasan, terompet atau
suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua
adalah suatu kemungkaran karena
mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat
mengganggu orang-orang yang butuh istirahat
seperti orang yang lagi sakit. Padahal
mengganggu muslim lainnya adalah terlarang
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﻣَﻦْ ﺳَﻠِﻢَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ ﻣِﻦْ ﻟِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻭَﻳَﺪِﻩِ
“Seorang muslim adalah seseorang yang lisan
dan tangannya tidak mengganggu orang
lain.”[18]
Ibnu Baththol mengatakan, “Yang dimaksud
dengan hadits ini adalah dorongan agar
seorang muslim tidak menyakiti kaum
muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan
seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al
Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah
orang yang tidak menyakiti walaupun itu
hanya menyakiti seekor semut”.”[19]
Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus
dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang
kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana
dengan manusia yang punya akal dan
perasaan disakiti dengan suara bising atau
mungkin lebih dari itu?!
Kerusakan Kesembilan: Meniru Perbuatan
Setan dengan Melakukan Pemborosan
Perayaan malam tahun baru adalah
pemborosan besar-besaran hanya dalam
waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap
orang menghabiskan uang pada malam tahun
baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon
dan segala hal yang memeriahkan perayaan
tersebut, lalu yang merayakan tahun baru
sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka
hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-
hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru
perkiraan setiap orang menghabiskan Rp.
1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya
Allah sangat banyak sekali jumlah uang yang
dibuang sia-sia. Itulah harta yang
dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam
untuk membeli petasan, kembang api,
mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas
musik, dsb. Padahal Allah Ta’ala telah
berfirman,
ﻭَﻻ ﺗُﺒَﺬِّﺭْ ﺗَﺒْﺬِﻳﺮًﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺒَﺬِّﺭِﻳﻦَ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺇِﺧْﻮَﺍﻥَ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamb
urkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan.” (Qs. Al Isro’: 26-27)
Ibnu Katsir mengatakan, “Allah ingin
membuat manusia menjauh sikap boros
dengan mengatakan: “Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” Dikatakan
demikian karena orang yang bersikap boros
menyerupai setan dalam hal ini.
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan,
“Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan
sesuatu bukan pada jalan yang benar.”
Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang
menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan
yang benar, itu bukanlah tabdzir
(pemborosan). Namun jika seseorang
menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak
tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang
dinamakan tabdzir (pemborosan).” Qotadah
mengatakan, “Yang namanya tabdzir
(pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah
dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan
yang keliru dan pada jalan untuk berbuat
kerusakan.”[20]
Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu
yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-
buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita
butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan
bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat
mengenai tanda kebaikan Islam seseorang,
ﻣِﻦْ ﺣُﺴْﻦِ ﺇِﺳْﻼَﻡِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺗَﺮْﻛُﻪُ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻨِﻴﻪِ
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang
adalah meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat baginya.” [21]
Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu
hampir sama dengan kematian yaitu sama-
sama memiliki sesuatu yang hilang. Namun
sebenarnya membuang-buang waktu masih
lebih jelek dari kematian.
Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul
Qoyyim, “(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan
waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-
nyiakan waktu akan memutuskanmu
(membuatmu lalai) dari Allah dan negeri
akhirat. Sedangkan kematian hanyalah
memutuskanmu dari dunia dan
penghuninya.”[22]
Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah
dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan.
Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan
merayakan tahun baru. Namun mensyukuri
nikmat waktu adalah dengan melakukan
ketaatan dan ibadah kepada Allah. Itulah
hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang
yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti
inilah yang Allah cela. Allah Ta’ala berfirman,
ﺃَﻭَﻟَﻢْ ﻧُﻌَﻤِّﺮْﻛُﻢ ﻣَّﺎ ﻳَﺘَﺬَﻛَّﺮُ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻦ ﺗَﺬَﻛَّﺮَ ﻭَﺟَﺎﺀﻛُﻢُ ﺍﻟﻨَّﺬِﻳﺮُ
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan?” (Qs. Fathir: 37). Qotadah
mengatakan, “Beramallah karena umur yang
panjang itu akan sebagai dalil yang bisa
menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung
kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang
panjang untuk hal yang sia-sia.”[23]
Inilah di antara beberapa kerusakan dalam
perayaan tahun baru. Sebenarnya masih
banyak kerusakan lainnya yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu dalam tulisan ini
karena saking banyaknya. Seorang muslim
tentu akan berpikir seribu kali sebelum
melangkah karena sia-sianya merayakan
tahun baru. Jika ingin menjadi baik di tahun
mendatang bukanlah dengan merayakannya.
Seseorang menjadi baik tentulah dengan
banyak bersyukur atas nikmat waktu yang
Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya
adalah dengan melakukan ketaatan kepada
Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan
bukan dengan membuang-buang waktu
dengan sia-sia. Lalu yang harus kita pikirkan
lagi adalah apakah hari ini kita lebih baik dari
hari kemarin? Pikirkanlah apakah hari ini
iman kita sudah semakin meningkat ataukah
semakin anjlok! Itulah yang harus direnungkan
seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.
Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat
ini. Perbaikilah keadaan saudara-saudara
kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah
petunjuk pada mereka agar mengenal agama
Islam ini dengan benar.
“Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku
melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya
kepada Allah aku bertawakkal dan hanya
kepada-Nya-lah aku kembali.” (Qs. Hud: 88)

Jadi Saran saya untuk para umat muslim jangan pernah merayakan tahun baru masehi,krna mau tahun berapa saja jika kita berfikir tahun itu positif maka kita akan menerima hari yg baik pada tahun itu.. Tahun berapa saja itu tetap sama,itu tergantung diri kita masing masing..

~SEKIAN TERIMAKASIH
WASSALAM...

Wednesday, 25 December 2013

6 PERKARA YANG DAPAT MENGGEROGOTI AMAL-
AMAL BAIK :

1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain),
sehingga lupa pada aib sendiri. Semut di seberang
kelihatan sedang gajah di pelupuk mata tidak kelihatan.

2. Qaswatul qulub (hati yang keras).
Kerasnya hati
terkadang lebih keras dari batu karang. Sulit menerima
nasehat.

3. Hubbud dunya (cinta dunia),
takut mati, merasa
hidupnya hanya
di dunia saja maka segala aktifitasnya tertuju pada
kenikmatan dunia sehingga lupa akan hari esok di akhirat.

4. Qillatul haya’ (sedikit rasa malunya),
jika seseorang
telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja
tanpa takut dosa.

5. Thuulul amal ( panjang angan-angan),
merasa hidupnya
masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.

6. Zhulmun la yantahi (kezhaliman yang tak pernah berhenti).
Perbuatan maksiat itu biasanya membuat
kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan
berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan
tersebut.

Astaghfirullahal'azhiim..
Semoga Allah memberikan kita petunjuk dan hidayah-
Nya, agar di setiap ilmu yang kita miliki, dapat
menggerakkan kita untuk lebih dekat lagi kepada Allah.
Aamiin.

Tuesday, 17 December 2013

Dulu, juli 2011 kita masuk ke gerbang sekolah yang baru. Suasana yang baru, teman-teman yang baru. Mengalami masa-masa MOS yang benar-benar menguras tenaga & emosi. Dan sekarang, tahun 2014 mental, tenaga, pikiran dan wawasan kita akan di uji. Teman, kita harus yakin dan percaya kita pasti LULUS!Masuk bareng, MOS bareng-bareng. Berarti lulus juga harus bareng-bareng! KITA PASTI BISA..!
Keep smile :)
*Temukan namamu..
*Sorakkan kebahagianmu..
*Peluk sahabatmu..
*Kenang masa lalumu..
*Tatap masa depanmu..
*Nyatakan kemenanganmu meninggalkan masa PUTIH BIRU
*Satukan hati..
*Satukan tangan..
*Bersama kita teriak "LULUS"

Post ini saya berikan untuk teman teman sekelas saya semasa SMP namun saya khususan kepada TIWI.. NISA.. DESTA..! Karena mereka lah teman terbaik yg pernah saya temukan. TERIMAKASIH KENANGAN .. TERIMA KASIH MASA LALU !

Sunday, 17 November 2013

Judul Buku       : Pudarnya Pesona Cleopatra          
Pengarang       : Habiburrahman El Shirazy
Tempat           : Jakarta
Penerbit          : Republika, 2005
Edisi                : Soft cover
Gambar Buku   : Lukisan seorang lelaki
Warna Buku     : Coklat kehitam-hitaman
Panjang Buku   : 20,5 cm
Lebar Buku       : 13,5 cm
Tebal Buku       : viii + 111 halaman
Bahasa            : Indonesia

SINOPSIS

Judul               : Pudarnya Pesona Cleopatra
Tema               : Kisah seseorang yang menganggap kecantikan adalah segalanya.
Alur                 : Campuran (maju mundur)
Sudut pandang : Penulis sebagai orang pertama.

          Ibu menjodohkan aku dengan anak teman karibnya, Raihana namanya. Dia dua tahun lebih tua dariku tapi mukanya yang baby face terlihat enam tahun lebih muda. Selain itu, dia juga lulusan terbaik di kampusnya dan hafal Alquran. Entah kenapa, aku tidak bisa mencintainya. Demi ibu, aku menuruti keinginannya untuk menikah dengan Raihana. Hari pernikahan itu tiba, aku duduk di pelaminan bagai mayat hidup dengan hati hampa dan tanpa cinta. Tepat dua bulan setelah pernikahan, kubawa Raihana ke rumah kontrakan di pinggir kota Malang. Tetapi, bibit-bibit cintaku tak juga tumbuh.
Kelihatannya tidak hanya aku yang merasakan hal ini, Raihana juga. Hari terus berjalan dan komunikasi kami tidak berjalan. Dan sudah satu bulan lebih aku tidak tidur sekamar lagi dengannya. Setelah satu tahun, Raihana hamil. Saat usia kehamilannya memasuki bulan keenam, Raihana meminta ijin untuk tinggal bersama kedua orangtuanya dengan alasan kesehatan. Dia juga memintaku mencairkan tabungannya untuk menambah biaya persalinan.
Perjalanan hidup pak Agung dan pak Qalyubi menyadarkan diriku. Aku teringat Raihana dan ingin berjumpa dengannya. Aku ke kontrakan untuk mengambil ATM Raihana dan menemukan puluhan kertas merah jambu. Ternyata itu adalah surat-surat ungkapan batin Raihana yang selama ini aku zhalimi. Tak terasa air mataku mengalir, dadaku sesak oleh rasa haru yang luar biasa dan tangisku meledak. Cinta itu datang dalam keharuanku. Seketika itu, pesona Cleopatra memudar berganti cahaya cinta Raihana yang terang di hati. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku pada Raihana. Tetapi ibu mertuaku justru bilang kalau Raihana telah meninggal satu minggu yang lalu karena terjatuh di kamar mandi. Dia dan bayinya tidak selamat meskipun sudah di bawa ke rumah sakit. Aku menangis tersedu-sedu, hatiku sangat pilu dan jiwaku remuk. Ketika aku sedang merasakan cinta yang membara pada Raihana, ia telah tiada.
          “Orang yahudi mengawinkan anaknya dengan seseorang karena harta. Orang nasrani mengawinkan karena keindahan. Dan orang arab mengawinkan karena nasab dan keturunan. Sedangkan orang muslim mengawinkan anaknya karena melihat iman dan takwa. Anda tinggal memilih, masuk golongan manakah anda? “                     -dikutip dari karya Habiburrahman El-Shirazy-

Friday, 8 November 2013

Assalamualaikum WR WB

Disini saya mau Repost salah satu cerita/berita yang baru saya baca beberapa haro yg lalu.

Gini ceirtanya......

3 bulan yang lalu saya baru saja bertemu dengan seorang guru hebat, wanita paruh baya, ibu dari 3 orang anak yang tinggal di rumah beratap seng dengan dinding dari batang pohon gewang (Aren) dipedalaman Nusa Tenggara Timur. Asnat Bell namanya, sudah 10 tahun Asnat Bell mengabdi disebuah sekolah terpencil di NTT dengan gaji 50 ribu sebulan, Asnat tetap semangat mendidik anak-anak tanpa pamrih. Sungguh, sebuah pengorbanan yang besar untuk mendidik generasi bangsa.
6 bulan yang lalu pun saya baru saja mengunjungi pedalaman di Mentawai, Sumatera Barat, kondisi alam yang indah tapi tak seindah fasilitas transportasi public seperti di pulau sumatera ataupun jawa. Masyarakat hanya menggunakan sampan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Tak ada jalan raya yang menembus hingga kepelosok pulau. Butuh 7 jam bagi anak-anak untuk dapat melanjutkan Sekolah Menengah Atas di kantor kecamatan. Padahal Negara ini Sudah 68 tahun merdeka.

Di Televisi, setiap hari selalu dicekokin berita seputar kasus-kasus korupsi, entah itu politisi, anggota DPR, Ketua Makamah Konsitusi hingga polisi, semua tersangkut perkara, berita itu sepanjang hari, minggu, bulan hingga tahunpun kasus korupsinya tak kunjung selesai. Para maling uang rakyat yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat, kesejahteraan pendidikan, kesejahteraan hidup rakyat pelosok negeri, hanya tersenyum tanpa bersalah dengan baju tahanan KPK, tak ada rasa malu, tak punya rasa bersalah, selalu menyangkal, walaupun sudah menumpuk banyak dihadapan mereka. Mereka pun bisa berlibur, menikmati alam bebas walapun sudah dipenjara. Sungguh contoh yang tidak baik untuk bagi generasi bangsa kedepan.
Sedangkan di pinggiran kota, masyarakat marah, geram, menghajar hingga babak belur seorang maling ayam. Sipencuri ayam berharga 100 ribu, hampir mati dihajar masa. Menutup mukanya karena malu, dengan sedikit lebam, aib bagi keluargnya, tak mau mengakui bahwa si pencuri ayam adalah kerabat mereka, mereka malu. Tak jarang pencuri ayam harus mendekam dalam penjara selama bertahun-tahun untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, tanpa pembelaan, tanpa keringan hukuman.
Beda lagi dengan anggota DPR yang jelas-jelas menjadi tersangka dalam kasus korupsi, jelas jelas maling uang rakyat, aneh bin ajaib, mereka masih tetap mendapat dana pensiun, gila!. Mungkin hanya di Negara ini, seorang koruptor masih di gaji oleh Negara, betapa rakusnya mereka, sudah maling uang rakyat, masih saja menerima dana pensiun puluhan juta rupiah. Enak bukan? Berbanding terbalik dengan kisah hidup Asnat Bell, berjuang mengentaskan kebodohon untuk generasi bangsa, mengajar 7 jam sehari, hanya di gaji Rp. 50,000 . Boro – boro mendapatkan perhatian dan dana pensiun, untuk menjadi seorang PNS bergaji satu jutaan pun Asnat harus menunggu 10 tahun. Dan 10 tahun pengabdiannya tak membuahkan apa-apa, hanya kenaikan gaji menjadi 100,000 sebulan. Adilkah?
Ya memang semua sudah terbalik di negeri ini, koruptor lebih dihargai dan berikan dana pensiunan ketimbang seorang guru dipedalaman Nusa Tenggara Timur yang berjuang bertahun-tahun demi mencerdaskan anak bangsa.
Hey Maling, dimana hati nurani kalian?

- SEKIAN
Wassalam

Assalamualaikum WR WB

Disini saya mau tulis pesan pesan saya untuk temen temen saya yg mana nama namanya gak bisa saya sebutkan.

UNTUK KALIAN

Haii kalian !
Terimakasih ya telah menjadi teman ku selama 3 tahun ini,saya harap pertemanan kita jangan cuma sampai disini aja.. semoga kalo kita sudah tidak bersama kita masih saling ingat kalo kita pernah kenal pernah berteman dan akan selamanya menjadi teman.

Oh iya. Haii juga buat kalian yang spesial.
Terimakasih yah udah jadi Sahabat saya,sudah jadi seperti saudara,sudah jadi seperti orang tua dan guru yg selalu menasehati ku,yg selalu membenarkan ku ketika benar dan yg menyalahkan ku ketika salah. Saya selalu berfikir,kenapa org seperti saya bisa mendapatkan sahabat sahabat yg baik seperti kalian.
Namun mungkin letak kesalahan saya adalah disini !!! Saya tidak pernah peduli dengan sahabat sahabat saya,saya selalu menomor satukan teman yg mungkin tidak mementing kan saya,sehingga perlahan lahan sahabat sahabat saya mulai pergi mencari org yg lebih pantas menggantikan saya. Tetapi saya senang,saya senang bukan karena mereka pergi,tetapi saya senang dgn kepergian mereka,mereka bisa mendapatkan sahabat yg lebih baik dari saya dan bisa menyayangi mereka lebih dari saya.

Saya tau dan saya sadari perpisahan itu suatu saat pasti akan datang,ketika perpisahan itu datang sedih juga akan menghampiri. Namun Perpisahan itu bukan lah duka meski harus meninggalkan luka,kita berfikir positif saja Semoga kita masih bisa bertemu lagi

Sampai Jumpa di kesuksesan masing masing sobat !!! Jangan lupakan semua yg telah kita lalui bersama.

-Sekian dan Terimakasih

Ulfah Maulidiani

Saturday, 2 November 2013

The Quran is the central religious text of Islam, which Muslims believe to be a revelation from God. It is widely regarded as the finest piece of literature in the Arabic language. Muslims consider the Quran to be the only book that has been protected by God from distortion or corruption. However, major textual variations and deficiencies in scripts mean the relationship between the text of today's Quran and an original text is unclear.

Tuesday, 22 October 2013

                 ini foto sekolah gue,gambar ini gue ambil langsung pake kamera pocket gue



Tuesday, 8 October 2013

Ditulis oleh: Habib Munzir al Musawa
Minggu, 14 Juni 2009
Siang hari, Sabtu 13 Juni 2009, detik-detik pamitanku pada
Guru. Aku bersimpuh di hadapan guru, samudera ilmu nan luas, guru
yang sangat lembut dan berwibawa, seakan-akan langit dan bumi sirna
ketika aku memandang kelembutan dan kedamaian di wajahnya.
Berkata Anas bin Malik ra, “Belum pernah kami melihat pemandangan
yg lebih menakjubkan dari wajah sang Nabi saw.“(Shahih Bukhari)
Itu adalah di masa Anas bin Malik ra, namun di masaku aku
menemukan cahaya keindahan itu, sebagaimana sabda Nabiku saw,
"Maukah kalian kuberitahu siapakah yang mulia diantara kalian?
Mereka adalah yang jika dipandang wajahnya membuatmu ingat pada
Allah." (HR Bukhari pada Adabul Mufrad).

Kota Tarim, Hadramaut, Yaman adalah kota kedamaian, cuaca
panas terik yg bisa mencapai 45 derajat celcius. Namun terik matahari
itu sirna dan sejuk dengan keberadaan para ulama shalihin berwajah
sejuk dan damai. Mereka lepas dari segala racun keduniawian, mereka
lepas dari segala ketamakan, mereka lepas dari sifat iri dengki,
sombong dan segala penyakit hati yg hina, mereka selalu membawa
kedamaian dimanapun mereka berada, air mata yang selalu mengalir
dalam doa dan munajat, telapak tangan yang selalu terangkat
kehadirat Yang Maha Suci dan Maha Abadi, membuat tangan-tangan
mereka berhak diperebutkan dan diciumi untuk mendapatkan
keberkahan ilahiah dari munajat dan doa mereka, selalu berlemah
lembut bahkan pada para pendosa dan hamba yang berlumur
kesalahan.

Aku bersimpuh di hadapan guru. Wajahku menunduk dan
sangat dekat diahadapannya, air mataku terus mengalir tak kunjung
henti jika memandang wajah Guru.
Air mata cinta… Air mata haru pada kelembutannya…
Air mata semangat bakti padanya dengan jiwa dan raga...
Air mata rindu dan selalu ingin bersamanya…
Air mata penyesalan atas perbuatan yang mengecewakannya.
Kuangkat kepalaku lagi menikmati wajah terindah dalam
hidupku... Wajah yang membuatku ingat pada Allah...
Wajah yang selalu memancarkan cahaya khusyu dan damai…
Wajah yang selalu berusaha menyantuni semua hamba ilahi….
Sang Guru tersenyum lembut, membuatku menunduk dan
semakin deras air mataku mengalir haru dan asyik dalam cinta dan
bakti padanya.

Seraya berkata lembut, “Bagaimana keadaan jamaah di
Indonesia?”
Aku terdiam dan tak mampu menjawab.
Seraya berkata lembut, “Semoga mereka dalam kebaikan dan
kedamaian. Semoga semakin banyak yg bertobat dan kembali kepada
keluhuran.
Aku menjawab, “Amiin.”
Hanya itu yang bisa keluar dari bibirku.
Sang Guru berkata lagi, “Kabarkan padaku!”

Aku menangis tersedu-sedu dan berkata, “Mereka semakin
banyak… mereka semakin banyak tuanku… saya risau tuanku….”
Sang Guru tersenyum, terdiam, lalu berbisik lembut, “Apa yang
kau risaukan?”
Aku berkata, “Musuh semakin banyak... Saya risau mereka akan
merusak perjuangan kita… Saya tidak mau memerangi mereka… saya
selalu memaafkan mereka sebelum mereka meminta maaf… namun
saya risau pula karena mereka terus ada….”
Sang Guru berkata lirih, “Kita kelompok damai yang tidak
memusuhi, semoga Allah menenangkan kita dari gangguan musuh.”
Aku menunduk, “Amiiin” bisikku.

Air mata berjatuhan semakin deras.
Wajah indah dan damai itu kembali melantunkan wejanganwejangan
lembut dengan suara lirih dan terkadang berbisik lembut.
hingga akhirnya Guru berkata lembut dan pelahan, “Adakah yg masih
mengganjal dihatimu?”
Aku menunduk... air mata telah berjatuhan membasahi
permadani… aku diam dan tak berani berucap… dan beliau menatapku
dengan cermat dan risau…. Dahi Guru berkerenyit tanda beliau benarbenar
menanti jawabanku. Maka aku berkata lirih, “Mereka dengki
pada saya. Saya sedih mengapa mereka dengki pada saya dan
kemajuan yang semakin pesat justru semakin memicu hal ini. Maka
saya tidak tahu harus bagaimana.”
www.majelisrasulullah.org | 127

Beliau tersandar dan tersenyum. Beberapa detik tanpa suara,
lalu beliau melantunkan ayat-ayat kejadian Nabi Yusuf as yang didengki
oleh saudara-saudara kandungnya. Lalu beliau berkata lirih, “Bahkan
anak-anak para nabi pun ada yg tidak selamat dari sifat dengki pada
saudaranya.”

Lalu beliau tersenyum… senyum yang menghibur jiwa yang
risau dan resah…. Aku tercenung…. Lalu beliau menyadarkanku dari
lamunanku dengan menghentakkan sebuah siwak ke pangkuanku.
Siwak dipukulkan ke pangkuanku, tanda kedamaian dan keakraban
yang sangat menyejukkan.

Aku berkata lirih, “Apa yg harus saya lakukan?”
Maka guru berbisik lembut, “Kita adalah kelompok damai. Kita
adalah kelompok yang selalu berdoa. Kita berusaha dengan naungan
doa. Kita bekerja dengan naungan doa. Kita beraktifitas dengan
naungan doa. Doa kepada Allah, doa kepada Allah, doa kepada Allah.”
Aku menunduk... mulai kurasa bahwa aku telah banyak menyita
waktu guru… aku berbisik di sela sela tangis, “Saya pamit.”
Guru menjawab, ”Kutitipkan engkau pada Allah.”
Aku roboh dalam tangis dan kubenamkan wajahku di pangkuan
guru. Aku akan kembali berjuang dalam dakwah. Aku akan berhadapan
dengan segala apa-apa yang semoga Allah meringankan segala
bebanku.

Beliau menepuk bahuku dengan akrab untuk menyemangatiku.
Aku pun bangkit, berdiri mundur tanpa berani membelakangi. Sambil
www.majelisrasulullah.org | 128
terus menunduk tanpa berani memandang wajah damai itu lagi.
Sampai ke pintu barulah kubalikkan tubuhku.
Disaksikan terik matahari dhuhur kutinggalkan kota Tarim, kota
kerinduan, kota kedamaian, kota tempat kekasihku dan Guru Muliaku
berada, sang pembimbing diriku menju jalan keluhuran, keluhuran
dunia dan keluhuran akhirat.

Pesawatku mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Ahad.
Oh Jakarta… Gemetar dan penuh risau ku langkahkan kaki
turun dari pesawat menginjak Bumi Jakarta… beban... tanggung
jawab… massa… kendala… subhanallah….
Lalu aku membatin, “Wahai nafas-nafasku. Kau adalah ajang
bakti cintaku pada guru. Padanyalah ku baktikan jiwa ragaku, yang
dengan itulah matahari keridhoan Allah dan Rasul Nya terbit sepanjang
waktu bagiku.”

Saturday, 28 September 2013

Kata Mustahil Hanya Ada
Dalam Kamus
Untuk Setiap orang, di beberapa
titik-nya hidup, telah bermimpi
menjadi seseorang khusus,
orang besar. Dan berapa kali
kita telah bermimpi untuk
menjadi kaya, atau sukses, atau
orang lain senang dengan diri
kita.
Seringkali, kita mimpi mimpi
besar dan mempunyai
keinginan besar. Sayangnya, itu
tetap saja suatu mimpi.
Ini adalah peristiwa sedih yang
berputar dalam kehidupan kita.
Lain halnya kita mengalami
petualangan menarik dalam
keseharian kita. Tetapi malah
justru tersangkut di dalam
kehidupan sehari-hari yang
monoton.
Tapi apakah Anda tahu kalau
kehidupan bisa jadi lebih baik,
jika kita belajar untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi.
Masalah yang paling umum
untuk pencapaian tujuan adalah
kata mustahil. Kebanyakan
orang putus asa, berpikir tidak
dapat melakukan hal ini.
Rasanya terlalu sulit. Rasanya
terlalu mustahil. Tidak ada yang
bisa melakukan hal ini.
Namun, jika semua orang
berpikir seperti itu, tak akan
ada penemuan, tidak ada
inovasi, dan tidak ada manusia
yang akan memecahkan rekor
prestasi.
Di sisi lain, beberapa orang
menderita mimpi yang
berlebihan sehingga menghina
mimpi mereka dan tidak
bertindak untuk mencapainya.
Hasilnya? Mereka merusak
mimpi dan aspirasi mereka
sendiri.
Jika kita membatasi diri Anda
sendiri dengan keraguan, dan
asumsi membatasi diri, kita
tidak akan dapat bangkit dari
masa lalu yang dianggap
mustahil. Jika kita memunyai
impian yang jauh ke depan
tetapi tanpa bekerja untuk
mencapai tujuan tersebut, kita
akan menemukan bahwa mimpi
tersebut mustahil.
Coba latihan ini. Ambilah
sepotong kertas dan tulislah
beberapa tujuan dalam hidup
Anda. Di bawah satu judul,
adalah daftar hal-hal yang
"dapat Anda lakukan".
Kemudian di bawah judul lain
menulis hal-hal "yang mungkin
dapat dilakukan". Dan satu lagi
adalah daftar hal-hal yang
"mustahil bagi Anda untuk
lakukan".
Sekarang lihatlah semua judul
dan berusaha setiap hari untuk
mencapai tujuan yang di bawah
hal-hal "yang dapat Anda
lakukan'. Tandai hal-hal yang
dapat Anda lakukan. Ketika
perlahan anda dapat
menyelesaikan semua tujuan
tersebut,coba untuk
menyelesaikan tujuan lainnya di
bawah judul "yang mungkin
Anda mampu kerjakan".
Ketika Anda bisa bisa
melakukan hal-hal yang dapat
dicapai, Anda dapat berpindah
ke tujuan yang lebih tinggi di
bawah tujuan "yang mustahil
bagi Anda untuk lakukan" ke
daftar hal-hal "yang mungkin
dapat dilakukan".
Semakin lama Anda lalui proses
ini, Anda akan mengetahui
bahwa tujuan Anda menjadi
pemikiran semakin lebih mudah
untuk dilakukan. Dan
tampaknya yang mustahil akan
bisa terwujud.
Anda lihat, teknik ini bukanlah
untuk membatasi imajinasi kita.
Hal ini untuk mencapai tujuan
yang tinggi sedikit demi sedikit,
Namun, merupakan suatu hal
yang tidak bijaksana untuk
menetapkan tujuan yang benar-
benar tidak realistis.
Mereka yang hanya bermimpi
mencapai tujuan tanpa bekerja
keras sampai akhir akan
menemui kekecewaan yang
sangat.
Di sisi lain, jika Anda
mengatakan kepada seseorang
seratus tahun yang lalu bahwa
mungkin bagi manusia berjalan
di bulan, mereka akan tertawa
pada Anda. Jika Anda
mengatakan kepada mereka
bahwa Anda dapat mengirim
email dari sini ke sisi lain di
dunia dalam beberapa detik,
mereka akan mengatakan Anda
berada di luar pikiran. Tetapi,
melalui keinginan dan
ketekunan belaka, mimpi dapat
menjadi kenyataan.
Thomas Edison pernah berkata
bahwa genius adalah 1%
inspirasi dan 99% keringat. Hal
ini adalah suatu kenyataan.
Untuk mencapai mimpi kita,
maka kita harus bekerja dan
disiplin. Dengan suatu catatan
bahwa 1% tersebut merupakan
suatu mimpi besar, dan tidak
mudah dicapai.
Kita tidak akan memperoleh
keberhasilan kecuali jika kita
keluar dari zona kenyamanan
diri sendiri. Ingatlah akan
perkataan “No pain, no gain”.
Merupakan suatu hal yang
sangat tepat.
Jadi bermimpilah !! Jangan
sampai tersangkut dengan
keterbatasan yang kita miliki.
Berpikir besar dan bekerja
keras untuk mencapai mimpi.
Ketika Anda melangkah sedikit
demi sedikit maka anda akan
mengetahui bahwa apa yang
mustahil akan menjadi dapat
terwujud.

Saturday, 21 September 2013

KEUNTUNGAN JADI ORANG LEMAH

Rosulullah saw bersabda, "Maukah kamu aku beritahu tentang ahli surga? (yaitu) setiap (muslim) yang lemah dan diremehkan, seandainya dia bersumpah atas Allah niscaya Dia meluluskannya. Maukah kamu aku beritahukan tentang ahli neraka? (yaitu) setiap orang yang keras, kasar, penumpuk harta dan sombong" (Bukhari Muslim)

Wednesday, 11 September 2013

Bagaiamana menghapal Al-Quran Al-Kariim ?

Sebagai seorang mukmin, kita tentunya berkeinginan untuk dapat menghafal Al-Quran dan setiap kita pasti memimpikan agar dapat melahirkan anak-anak yang hafal Al-Quran (hafidz/hafidzah). Berikut ini ada beberapa cara/kaidah dasar untuk memudahkan menghafal, di antaranya:

1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah Azza wa Jalla.

Memperbaiki tujuan dan bersungguh-sungguh menghafal Al-Quran hanya karena Allah Subhanahu wa Ta`ala serta untuk mendapatkan syurga dan keridhaan-Nya. Tidak ada pahala bagi siapa saja yang membaca Al-Quran dan menghafalnya karena tujuan keduniaan, karena riya atau sumah (ingin didengar orang), dan perbuatan seperti ini jelas menjerumuskan pelakunya kepada dosa.

2. Dorongan dari diri sendiri, bukan karena terpaksa.

Ini adalah asas bagi setiap orang yang berusaha untuk menghafal Al-Quran. Sesungguhnya siapa yang mencari kelezatan dan kebahagiaan ketika membaca Al-Quran maka dia akan mendapatkannya.

3. Membenarkan ucapan dan bacaan.

Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendengarkan dari orang yang baik bacaan Al-Qurannya atau dari orang yang hafal Al-Quran. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam sendiri mengambil/belajar Al-Quran dari Jibril alaihis salam secara lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril alaihis salam menemui beliau untuk murajaah hafalan beliau. Pada tahun Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali.

Para shahabat radliallahu `anhum juga belajar Al-Quran dari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam secara lisan demikian pula generasi-generasi terbaik setelah mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murattal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Al-Quran untuk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Al-Quran dan tajwidnya.

4. Membuat target hafalan setiap hari.

Misalnya menargetkan sepuluh ayat setiap hari atau satu halaman, satu hizb, seperempat hizb atau bisa ditambah/dikurangi dari target tersebut sesuai dengan kemampuan. Yang jelas target yang telah ditetapkan sebisa mungkin untuk dipenuhi.

5. Membaguskan hafalan.

Tidak boleh beralih hafalan sebelum mendapat hafalan yang sempurna. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan hafalan di hati. Dan yang demikian dapat dibantu dengan mempraktekkannya dalam setiap kesibukan sepanjang siang dan malam.

6. Menghafal dengan satu mushaf.

Hal ini dikarenakan manusia dapat menghafal dengan melihat sebagaimana bisa menghafal dengan mendengar.

Dengan membaca/melihat akan terbekas dalam hati bentuk-bentuk ayat dan tempat-tempatnya dalam mushaf.

Bila orang yang menghafal Al-Quran itu merubah/mengganti mushaf yang biasa ia menghafal dengannya maka hafalannya pun akan berbeda-beda pula dan ini akan mempersulit dirinya.

7. Memahami adalah salah satu jalan untuk menghafal.

Di antara hal-hal yang paling besar/dominan yang dapat membantu untuk menghafal Al-Quran adalah dengan memahami ayat-ayat yang dihafalkan dan juga mengenal segi-segi keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya.

Oleh sebab itu seharusnyalah bagi penghafal Al-Quran untuk membaca tafsir dari ayat-ayat yang dihafalnya, untuk mendapatkan keterangan tentang kata-kata yang asing atau untuk mengetahui sebab turunnya ayat atau memahami makna yang sulit atau untuk mengenal hukum yang khusus.

Ada beberapa kitab tafsir yang ringkas yang dapat ditelaah oleh pemula seperti kitab Zubdatut Tafsir oleh Asy-Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar.

Setelah memiliki kemampuan yang cukup, untuk meluaskan pemahaman dapat menelaah kitab-kitab tafsir yang berisi penjelasan yang panjang seperti Tafsir Ibnu Katsier, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir As-Sadi dan Adhwaaul Bayaan oleh Asy-Syanqithi.wajib pula menghadirkan hatinya pada saat membaca Al-Quran.

8. Tidak pindah ke surat lain sebelum hafal benar surat yang sedang dihafalkan.

Setelah sempurna satu surat dihafalkan, tidak sepantasnya berpindah ke surat lain kecuali setelah benar-benar sempurna hafalannya dan telah kokoh dalam dada.

9. Selalu memperdengarkan hafalan (disimak oleh orang lain).

Orang yang menghafal Al-Quran tidak sepantasnya menyandarkan hafalannya kepada dirinya sendiri. Tetapi wajib atasnya untuk memperdengarkan kepada seorang hafidz atau mencocokkannya dengan mushaf. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kesalahan dalam ucapan, atau syakal ataupun lupa.

Banyak sekali orang yang menghafal dengan hanya bersandar pada dirinya sendiri, sehingga terkadang ada yang salah/keliru dalam hafalannya tetapi tidak ada yang memperingatkan kesalahan tersebut.

10. Selalu menjaga hafalan dengan murajaah.

Bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam :
"Jagalah benar-benar Al-Quran ini, demi Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, Al-Quran lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat dari ikatannya."

Maka seorang yang menghafal Al-Quran bila membiarkan hafalannya sebentar saja niscaya ia akan terlupakan. Oleh karena itu hendak hafalan Al-Quran terus diulang setiap harinya. Bila ternyata hafalan yang ada hilang dalam dada tidak sepantasnya mengatakan: "Aku lupa ayat (surat) ini atau ayat (surat) itu." Akan tetapi hendaklah mengatakan: "Aku dilupakan," karena Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda: (..arab..)

11. Bersungguh-sungguh dan memperhatikan ayat yang serupa.

Khususnya yang serupa/hampir serupa dalam lafadz, maka wajib untuk memperhatikannya agar dapat hafal dengan baik dan tidak tercampur dengan surat lain.

12. Mencatat ayat-ayat yang dibaca/dihafal.

Ada baiknya penghafal Al-Quran menulis ayat-ayat yang sedang dibaca/dihafalkannya, sehingga hafalannya tidak hanya di dada dan di lisan tetapi ia juga dapat menuliskannya dalam bentuk tulisan.

Berapa banyak penghafal Al-Quran yang dijumpai, mereka terkadang hafal satu atau beberapa surat dari Al-Quran tetapi giliran diminta untuk menuliskan hafalan tersebut mereka tidak bisa atau banyak kesalahan dalam penulisannya.

13. Memperhatikan usia yang baik untuk menghafal.

Usia yang baik untuk menghafal kira-kira dari umur 5 tahun sampai 25 tahun. Wallahu alam dalam batasan usia tersebut. Namun yang jelas menghafal di usia muda adalah lebih mudah dan lebih baik daripada menghafal di usia tua.

Pepatah mengatakan: Menghafal di waktu kecil seperti mengukir di atas batu, menghafal di waktu tua seperti mengukir di atas air.

Terimakasih~

Doa Yasin

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.

SUBHAANAL- MUNAFFISI 'AN KULLI MADYUUN. SUBHAANAL- MUFFARRI 'AN KULLI MAHZUUN. SUBHAANA MA JA'ALA KHAZA'INAHUU BAINAL-KAAFI WAN- NUUN. SUBHANA MAN-IDZAA ARAADA SYAI'AN AY YAQUULA LAHUU KUN FA YAKUUN. YAA MUFARRIJU FARRIJ (4X) FARRIJ 'ANNII HAMMII WA GHAMMI FA-RAJAN 'AAJILAM BI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

" Maha Suci Dzat yang menghilangkan kesusahan orang yang berhutang. Maha Suci Dzat yang menghilangkan kesusahan orang yang menderita kesusahan. Maha Suci Dzat yang menjadikan perbendaharaan-perbendaharaan �Nya antara kaaf dan nuun (kun = jadilah) Maha Suci Dzat yang jika menghendaki segala sesuatu hanyalah berkata kepadanya : 'Jadilah', maka terjadilah ia. Wahai Dzat yang menghilangkan, hilangkanlah 4x, hilangkanlah dari saya akan kesusahan dan kegundahan, dengan segera, berkat rahmat � Mu, wahai Dzat Yang Paling Penyayang

Tuesday, 10 September 2013

Kepergian Sahabat

Kian lama hidup yang ku jalani
Selalu bersamamu, sahabatku
Susah, sedih, senang yang ku rasakan
Bersamamu sahabatku

Begitu banyak kenangan yang kita lalui
Kebahagiaan yang selalu kita rasakan bersama
Namun,,,,musanah dengan sekejap
Telah direnggut oleh maut yang tak terduga

Kini kau telah pergi meninggalkanku
Meninggalkan semua kenangan kita
Menyimpulkan air mata
Yang menetes dan terjatuh di pipiku

Meski kini kita sudah tak lagi bersama
Meski kita telah berbeda kehidupan
Namun,,, kita tetap satu dalam hati dan cinta
Karena kau adalah sahabat sejatiku

Selamat tinggal sahabatku
Selamat jalan sahabat sejatiku
Cinta kasihmu akan selalu ada
Di dalam hatiku selamanya

SAKING dekatnya kita dengan sahabat dan memiliki persahabatan yang indah, kadang jarang membuat kita berpikir bagaimana hubungan akan langgeng. Padahal banyak hal yang bisa membuat persahabatan hancur. Tanpa disadari barangkali ada sejumlah sifat yang melekat pada diri Anda atau sahabat yang dapat menghancurkan hubungan persahabatan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Cemburu
Cemburu berbeda dengan iri hati, dan istilah pertama bisa sangat meracuni persahabatan. Saat seseorang merasa iri, itu berarti ia menginginkan apa yang Anda miliki. Sedangkan jika seseorang merasa cemburu, ia menginginkan apa yang Anda miliki dan berharap Anda menghilang dari peredaran. Teman yang iri memandang Anda sebagai role model agar dirinya bisa menjadi seperti Anda. Sedangkan teman yang cemburu tidak sanggup menerima kenyataan bahwa Anda memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, sehingga tidak tahan berada di samping Anda.

2. Terlalu lunak
Melelahkan bukan memiliki teman yang begitu lunak, tidak punya pendirian, dan rela ''diinjak-injak''? Teman seperti ini tidak akan bisa diajak berbagi dan bertukar pendapat, dan Anda tidak akan bertambah lebih positif berteman dengannya.

3. Tidak ada saat dibutuhkan
Terkadang sulit mengklaim seseorang sebagai teman sejati sebelum ada suatu momen dalam hidup di mana Anda merasa benar-benar membutuhkan dukungannya. Apa gunanya teman jika hanya ada di saat senang, namun justru mengabaikan Anda di saat-saat tersulit dalam hidup.

4. Egois
Pernah berteman dengan orang yang membuat Anda terpaksa menguras seluruh energi fisik maupun emosional demi dirinya, dan tidak menerima apapun sebagai timbal balik? Jika hanya sekali atau dua kali mungkin hal itu masih dapat diterima. Namun jika kondisi itu terjadi berulangkali pasti melelahkan juga.

5. Berbeda nilai
Jika Anda tidak mampu menghargai seseorang karena memiliki perbedaan nilai atau pandangan hidup, maka itu merupakan lampu merah yang memperingatkan bahwa ia bukan teman yang tepat untuk Anda.

6. Saling memanfaatkan
Tidak ada gunanya menjalin pertemanan hanya karena menginginkan pengukuhan status sosial, misalnya agar dianggap gaul, kaya, pandai, dan lain sebagainya. Tidak ada gunanya juga bergabung dalam kelompok beken supaya Anda dianggap beken. Menjadi diri sendiri nampaknya lebih mengasyikan daripada harus memaksakan diri bersama orang lain tetapi kita tidak menikmati.

Monday, 9 September 2013

. How to Make a Cup of Black Coffee

You will need some ingredents below:
Black coffee powder
Sugar
Milk (if you like)
Hot water
Here are the steps to make a cup of black coffee:
Heat water until boiled.
Pick a cup.
Put a spoon of black coffee powder.
Don't forget to add some sugar.
Pour the hot water into the cup.
If you like milk, you can also add it into your coffee
A cup of black coffee is ready to drink.

Friday, 6 September 2013

MP3 playerku masih setia menemaniku hingga senja tiba. Lagu-lagu favoritku dan dia terus terputar di playlist yang telah ku buat. Membuat ku semakin tenggelam dalam kenangan saat masih bersamanya. Sahabatku yang dulu selalu ada di sampingku. Aku masih terhanyut dalam kenangan di masa lalu sejak pagi tadi. Kini senja mulai menampakan wujudnya, namun aku masih tak ingin keluar dari kamarku.

“Bayangkan ku melayang seluruh nafasku terbang. Bayangkan ku menghilang semua tanpamu teman. Bila nafasku lepas, semua langkah yang lelah, semua waktu yang hilang tapi bayangmu tetap….”

Tak mampu lagi aku menahan air mata ini saat terdengar lagu Peterpan yang berjudul Sahabat terputar di MP3 player yang ku taruh tepat di sampingku. Air mataku mulai jatuh membasahi pipiku. Aku hanya bisa menggigit kecil bibir bawahku untuk menahan kesedihanku. Ku buka satu persatu gambar-gambar yang penuh kenangan di album fotoku. Gambar-gambar yang mengingatkan ku akan sosok dia yang pernah menjadi orang paling penting dalam hidupku. Namanya adalah (rahasia). Sahabat terbaik yang pernah ku miliki. Dahulu kami selalu bersama, dimanapun ada dia maka disitulah aku berada

Dear my best friend, Nayla
Nay, mungkin kamu sudah melupakan aku yang sudah menjadi sahabatmu. Tapi aku tidak akan pernah melupakan kamu, sahabat. Aku tau, dengan kehadiranku disini, hanya akan membuatmu marah. Hingga suatu hari aku mendapat kabar bahwa kamu terkena penyakit kanker hati dan membutuhkan hati yang baru. Aku bersedia mendonorkan hatiku untuk kamu. Aku hanya ingin kamu bahagia. Aku teringat ketika kita bermain, saling curhat, menangis bersama di Panti Asuhan ‘Kasih sayang’, hingga pada akhirnya kamu pergi meninggalkanku. Terima kasih sahabat, kamu sudah mau hadir di hidupku walau hanya sebentar, tapi aku sangat bahagia. Sampai ketemu sahabat…
Tertanda,
Layla

Tanpa terasa air mataku meleleh ke pipi merahku, Orang yang selama ini ku hina, ku usir adalah sahabatku sendiri. Aku sombong, aku jahat, aku egois dan aku menyesal. Andai kau masih hidup, aku berjanji akan kubuat kau bahagia dan aku bakalan menolak tawaran itu. Tawaran apa?

Semua berawal ketika aku ditawarin seseorang untuk diadopsi oleh sebuah keluarga. Aku tinggal di Panti Asuhan ‘Kasih Sayang’. Sebenarnya Layla duluan yang mau diadopsi oleh keluarga itu, tetapi Layla Menolak, karena ia lebih memilih tinggal di panti asuhan bersamaku. Hingga suatu hari keluarga itu mengadopsi ku, tentu saja aku mau, karena dari dulu aku ingin mempunyai keluarga seperti mama dan papa. Tidak dengan Layla, ia menatapku seolah tatapan kecewa, ia menangis dan tidak menjumpaiku di saat aku pergi dari panti asuhan.

“Tante, bolehkah aku memanggil tante dengan mama?” Tanyaku.
“Tentu sayang… nah kita sudah sampai.” Jawab mama.
“Wahhhh, mama apakah ini rumah Nayla?”
“Iya Nayla, kamarmu berada di lantai dua, komplit dengan kamar mandi, TV, dan fasilitas lainnya.”
“Makasih ma…” Seraya memeluk mama.

Hari-hari berlalu dan kini aku sudah bersekolah di ‘Girls Modeling School’. Tanpa aku sadari, sikapku yang awalnya baik, rendah hati berubah menjadi sombong dan suka pamer. Dan aku sudah tidak ingat dengan Layla.
“Permisi nona, ada surat untuk nona.” Kata bi Sum.
“Dari siapa bi.” Kataku jutek.
“Dari nona Layla.”
“Siapa itu?”
“Katanya sih, sahabat nona dulu.”
“Aku nggak punya sahabat, mana suratnya?”
“Ini nona, saya permisi dulu”

Dear sahabatku Nayla.
Sudah lama ya kita tidak berjumpa. Bagaimana kabar mu? Aku disini merindukanmu bersama anak panti lainnya. Bagaimana kalau liburan nanti kamu berkunjung ke sini? Aku menunggumu

Salam hangat,
Layla.

“Layla? Siapa sih? Fans kali ya? Bodo amat, orang miskin nggak usah dipedulikan” Sambil merobek robek kertas.

Tanpa terasa setahun sudah lewat, kini Layla memutuskan untuk pergi ke rumah Nayla. Ia berharap sahabatnya senang bertemu dengannya, tetapi itu berlaku sebaliknya. Ketika Layla sudah sampai di rumah Nayla, ia mengetuk pintu rumahnya. Dan yang membukakan pintu adalah Nayla.
“Nayla…” Teriak Layla memelukku.
“Ihhh, lepasin. Kamu tuh siapa sih? Datang datang langsung meluk gak jelas. Apa urusanmu kesini?” Bentakku.
“Nayla, kok gitu sih? Aku ini sahabatmu Layla. “Katanya kaget.
“Sahabat? Eh, dengar ya, aku tidak tau kamu, dan tidak akan pernah mau tau. Dan ingat aku bukan sahabatmu.” Sambil membanting pintu.
“Nayla, kamu sudah berubah. Tidak seperti dulu. Bahkan kamu tidak mengingatku. Hiks” Tangis Layla meninggalkan rumahku.
“Dasar gembel” Kataku.

Hari-hari berlalu, dan aku sering sekali sakit-sakitan. Mamaku membawaku ke rumah sakit terdekat. Dokter bilang aku terkena penyakit kanker hati dan harus mendapatkan donor hati. Mama dan papa tidak sanggup mendonorkan hatinya karena sudah tua. Lalu papa membuatkan iklan untuk mendapatkan donor hati dan hadiahnya 10 juta.

Setelah tiga hari berturut-turut, akhirnya ada yang mau mendonorkan hati, tetapi anehnya orang itu tidak mau diberi 10 juta. Orang itu ikhlas mendonorkan hatinya buat Nayla.

Aku pun berhasil di operasi, kini aku bisa hidup kembali dan menjalani hidupku dengan tenang.
“Mama, papa siapa sih yang mendonorkan hati buat aku?” Tanyaku.
“Nggak tau namanya sayang, karena orang itu tidak mau menyebutkan namanya”
“Oh” Jawabku singkat.

Hingga akhirnya aku mendapatkan surat dari Layla (isi suratnya ada di baris pertama di atas.)
Aku membacanya satu per satu kata dengan hati yang sedih. Ternyata Layla lah yang mendonorkan hatinya buat aku. Jadi selama ini Layla memang sahabatku. Ingin rasanya aku teriak sekeras mungkin, dan itu pun aku lakukan di kamarku. Aku menangis sejadi jadinya, aku menyesal, aku egois terhadap sahabat yang selama ini telah ku lupakan. Dia rela berkorban demi aku bahagia. Layla andai kau masih hidup, aku berjanji akan membuatmu bahagia. Aku akan menyusulmu Layla.

Aku pun telah melayang bersama Layla, aku melihat Nisan ku berjejeran denga Layla, aku juga melihat banyak orang menangis sedih, tetapi aku telah bahagia bersama Layla.

Cerpen Karangan: Aisy Nadira Permata

Thursday, 5 September 2013

Ini Hasil Foto saya,yahh kalau jelek harap maklumi,bukan Fotografer hehe.

“Seberapa Penting Arti Persahabatan?”
Yah, mungkin emang banyak yang sering nanya kaya begini, jelasnya gue sendiri ga pernah tau apa itu arti persahabatan atau memang persahabatan itu ga ada artinya? Entahlah..

Seperti yang kita tau, kita pasti punya seorang teman yang bener-bener deket dan kita anggap sahabat bahkan keluarga, kan? Pasti!
Karna apa? Entah karna dia baik, selalu ada buat kita atau juga karna waktu yang kita habiskan sama dia sehingga membuat kita ngerasa kalo dia itu sahabat kita.
Dari main bareng, curhat bahkan sampai masalah pribadi pun pasti kita share sama dia. Nah, disitulah muncul yang namanya ikatan yang kuat antara kita dan orang yang kita anggap sahabat.
Tapi, banyak juga yang ngerasa seperti itu tapi disisi lain dia yang kita anggap SAHABAT ga nganggep kita sama sekali. SAKIT? Pastilah, ga usah ditanya yah kalo kaya gitu..
Dan karna hal kecil kaya gitu yang namanya PERSAHABATAN itu jadi ga ada artinya. Jadi, seberapa penting arti persahabatan?
Ada beberapa hal yang emang membuat PERSAHABATAN itu ga ada artinya. Iya, kita sendiri.
Tapi, kalo buat gue pribadi, arti itu sendiri ga begitu penting. Ya karna emang PERSAHABATAN itu akan terlihat penting dan berarti saat masing-masing dari kita saling menghargai dan menilai kalo PERSAHABATAN itu penting.

Banyak kan yang ngalamain, saat kita seneng banyak temen disamping kita dan saat kita susah, sedikit sahabat yang masih mau bertahan disamping kita. Itu lah susahnya mencari sahabat diwaktu kita susah, tapi bukan berarti ga ada orang yang kaya gitu, tergantung gimana kita menyikapi hal tersebut.
Banyak yang bilang JAMAN SEKARANG LEBIH SULIT MENCARI SAHABAT YANG BENAR-BENAR SAHABAT DARIPADA NYARI PACAR. Yaps, bener banget!
Karna emang pada dasarnya itu kebanyakan orang yang emang mau enaknya aja, ga mau kalo diajak susah, itu lah saat dimana kaloan bisa tau mana SAHABAT mana yang CUMA NGAKU SAHABAT.

Ada istilah PASANG SURUT PERSAHABATAN, dimana ada beberapa hal yang membuat orang yang kita anggap sahabat itu pergi ninggalin kita atau hanya menjauh. Saat keadaan kita susah dan kita butuh dia, tapi dia lebih memilih pergi mencari kebahagiaannya sendiri tanpa pernah mikirin gimana perasaan kita. Dalam keadaan kaya gini nih yang namanya PERSAHABATAN bisa bubar. Peran penting yang bisa mempertahankannya ya Cuma kesadaran diri kita masing-masing.

Nah itulah pengukuran simple tentang seberapa penting arti persahabatan.
Banyak yang bilang SAHABAT itu selalu ada buat kita dan tau jelas tentang kita bahkan sampai hal-hal terkecil sekalipun. Tapi buat gue, sahabat itu:
“Orang selalu ada dalam suka dan duka, ga peduli gimana keadaan kita dia tetap bertahan dan ga akan pernah pergi. Dia yang mau minjemin bahunya saat kita butuh sandaran dan dia yang membuat kita lebih dewasa tapi dia tetap tau sampai dimana batasannya mencampuri urusan pribadi kita”

Banyak diantara kita pasti sering bilang “Dia itu SAHABAT saya”. Tapi, saat ditanya tentang sahabatnya kita Cuma bisa diam dan senyum aja, kan. Apakah kita udah jadi sahabat yang baik? Ya, Cuma kita sendiri yang tau jelas jawabanya.
Tapi, PERSAHABATAN itu ga mesti kok kita harus tau segalanya tentang dia, yang terpenting itu ‘bagaimana perasaan kita dan bagaimana kita memperlakukan dia layaknya sahabat kita’

Nah, jadi udah pada sedikit paham kan “seberapa penting arti persahabatan?” kalian yang tau jawabannya J
Pentingnya arti persahabatan itu tergantung bagaimana kitanya menghargai persahabatan yang kita buat.

Intinya sih kalo buat gue..
“Gue ga pernah berharap dianggep penting oleh siapapun. Ya, karna itu permintaan terlalu besar, kan? Gue cuma mau, apa yang gue lakuin itu berarti buat mereka. Dan gue berharap, suatu hari nanti, kalo dia denger Nama gue, dia bakalan senyum dan bilang “GUE ITU SAHABATNYA DIA”, bukan karna paksaan, tapi kata itu terucap tulus dari dalam hatinya"

Sunday, 4 August 2013

Menerima Kritik dan Saran,wahahaha